Monday, April 22, 2013

Tuesday, February 12, 2013

HARUSKAH BERBUAT SYIRIK HANYA DEMI SEBUAH... Tulisan ini adalah nasehat untuk diri sendiri utamanya dan untuk kaum muslim setelahnya. Jangan karena hanya ingin dapatkan jabatan yang sangat sementara, kekayaan yang tidak kekal mengorbankan keyakinan dan agama. Demi Allah, silahkan mungkin semua bisa hilang dari kita, semua lebih dari kaya dari kita, tetapi jangan sampai akidah juga hilang dari kita. Saudaraku seiman… 1. Haruskah berbuat syirik yang dosanya tidak akan diampuni oleh Allah Ta’ala, jika mati belum bertaubat darinya, hanya untuk sebuah jabatan yang sementara. 2. Haruskah berbuat syirik yang diancam oleh Allah Ta’ala pelakunya tidak masuk surga, ditempatkan di dalam neraka Jahannam kekal di dalamnya dan tidak ada penolong kelak di akhirat, hanya untuk sebuah kekayaan yang tidak seberapa. 3. Haruskah berbuat syirik yang dapat menghapuskan seluruh amal ibadah pelakunya, bahkan walaupun jika pelaku kesyirikan tersebut para Nabi dan Rasul, hanya untuk sebuah dunia yang bukan tanda kesuksesan hakiki. Semoga ini bermanfaat, terutama yang lagi mengejar cita dan asa tetapi dengan melakukan kesyirikan dengan segala macam bentuknya; 1. Memakai jimat, cincin, benda dirajah, tasbih dijampi-jampi, telur dirajah 2. Mengerjakan bertapa di gua pesugihan, 3. Mandi di sungai yang dianggap pesugihan 4. Mengadakan ruwatan penolak bala 5. Membuat sesajen, sesembahan, 6. Meminta pengasih kepada "orang pintar" 7. Main sihir, pelet 8. Minta bantuan kepada dukun, paranormal dan orang semisalnya 9. Meminta bantuan kepada jin atau yang biasa disebut khadam Dan masih banyak lainnya. Terakhir wahai saudaraku seiman… Pilihan kita BAIK DAN BURUKNYA akan sangat mempengaruhi kehidupan kita di dunia dan akhirat, BAHKAN TERKADANG SANGAT BERPENGARUH KEPADA ORANG-ORANG YANG SANGAT KITA CINTAI ORANGTUA, ISTRI DAN ANAK-ANAK KITA { وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ} [الشورى: 30] Artinya: ”Dan musibah apa saja yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” QS. Asy Syura: 30. silahkan baca selangkapnya: http://dakwahsunnah.com/artikel/aqidah/279-haruskah-berbuat-syirik-hanya-demi-sebuah
Tiga orang yang tidak pernah mendapatkan manisnya keimanan (pemahaman balik dari hadits) عَنْ أنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «ثَلاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاوَةَ الإيمَانِ: أنْ يَكُونَ الله وَرَسُولُهُ أحَبَّ إلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأنْ يُحِبَّ المَرْءَ لا يُحِبُّهُ إلا للهِ، وَأنْ يَكْرَهَ أنْ يَعُودَ فِي الكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ» متفق عليه 1. Lebih mencintai selain Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam 2. Mencintai seseorang karena sebuah kepentingan, bukan karena Allah 3. Kembali kepada kekafiran atau maksiat setelah merasakan indahnya iman dan ketaatan.

Monday, February 11, 2013

KESELAMATAN HAKIKI…, SUDAHKAH ANDA MERAIHNYA? يَقُولُ حَذَّاء اللَّفَاف: قَالَ رَجُلٌ لِحَاتِمٍ الْأَصَمِّ: مَا تَشْتَهِي؟، قَالَ: " أَشْتَهِي عَافِيَةَ يَوْمٍ إِلَى اللَّيْلِ "، قُلْتُ لَهُ: أَلَيْسَتِ الْأَيَّامُ كُلُّهَا عَافِيَةً؟، قَالَ: " إِنَّ عَافِيَةَ يَوْمِي أَنْ لَا أَعْصِي اللهَ فِيهِ " Hadzdzaa' Al-Laffaaf berkata : Ada seseorang berkata kepada Haatim Al-Ashom, "Apa yang engkau hasratkan?". Ia menjawab, "Aku berhasrat keselamatan hari ini hingga malam hari nanti". Akupun berkata kepada Hatim, "Bukankah seluruh hari-harimu keselamatan?", Haatim berkata, "Sesungguhnya keselamatan hariku adalah hari dimana aku sama sekali tidak bermaksiat kepada Allah pada hari tersebut" (Atsar diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam kitab Syu'abul Iman no 6858 Tiada hari tanpa kemaksiatan…mata bermaksiat…lisan bermaksiat…hati bermaksiat… Sungguh indah jika kita bisa melalui hari-hari tanpa kemaksiatan…sungguh kemaksiatan akan menghilangkan keselamatan dan mendatangkan bencana di dunia dan akhirat. Siapa diantara kita yang merasa aman dan selamat dari adzab akhirat jika hari-hari kita isi dengan kemaksiatan?, sementara Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam takut kepada adzab akhirat jika beliau bermaksiat?? إِنِّي أَخَافُ إِنْ عَصَيْتُ رَبِّي عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ Sesungguhnya jika aku bermaksiat kepada Tuhanku, sungguh aku takut akan siksa hari yang besar (kiamat)". (QS Yuunus : 15) قُلْ إِنِّي أَخَافُ إِنْ عَصَيْتُ رَبِّي عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ Katakanlah: "Sesungguhnya aku takut akan azab hari yang besar (hari kiamat), jika aku bermaksiat kepada Tuhanku." (QS Al-An'aam : 15)
(Bagian pertama) Agar Lebih khusyu' Ketika berdoa اِهْدِنَا الصِّرَاطَ المُسْتَقِيْمَ "Ya Allah berilah kepada kami hidayah/petunjuk kpd jalan yang lurus" Sungguh merupakan perkara yg merugikan jika doa yg sangat agung ini, yg harus kita ucapkan berulang-ulang, ternyata kita ucapkan dengan hambar tanpa penghayatan yg dalam. Agar kita lebih khusyu' tatkala mengutarakan doa yg agung ini maka hendaknya kita merenungkan 2 perkara, (1) keutamaan doa ini, (2) Kandungan doa ini yg sangat dalam Pertama : Keutamaan doa ini : 1) Doa ini termaktub dalam surat teragung dalam al-qur'an yaitu surat al-fatihah yg dikenal dgn ummul qur'an (induknya/intisari al-qur'an) 2) Doa ini diucapkan dalam sholat yg merupakan ibadah yg sangat agung 3) Bahkan doa ini minimal harus dibaca dalam sehari 17 kali dalam sholat 5 waktu 4) Bagaimana lagi jika seorang hamba memperbanyak sholat sunnah, dalam setiap rakaat ia harus membaca doa ini, jika tidak maka raka'atnya tdk sah 5) Barang siapa yg memperhatikan posisi doa ini dalam surat al-fatihah maka ia akan dapatkan bahwa doa ini tdklah terucapkab kecuali setelah melalui muqoddimah-muqoddimah yg sangat dahsyat : - muqoddimah pertama : dalam ucapan الحمد لله رب العالمين "Segala puji bagi Allah penguasa alam semesta", mengandung pujian yg sangat tinggi kepada Allah - muqoddimah kedua: dalam ucapan الرحمن الرحيم "Yang maha pengasih lagi maga penyayang", berisi pengakuan hamba akan luasnya kasih sayang Allah terhadap sang hamba, bahkan kasih sayang Allah lebih dari kasih sayang seorang ibu kepada anaknya - muqoddimah ketiga: dalam ucapan مالك يوم الدين "Penguasa hari pembalasan", mengingatkan kpd hamba bahwasanya ada hari akhirat, hari persidangan dan pembalasan amal perbuatan, tdk seorang raja dunia yg berkutik pada hari tersebut, Hanya Allah yg mengusai hari tersebut - muqoddimah keempat : dalan ucapan إياك نعبد "Hanya kepada Engkaulah kami beribadah" mengandung pengakuan dan pengikraran sang hamba bahwasanya ia hanya beribadah ikhlas kepada Allah, jauh dari riyaa dan sum'ah, sama sekali tdk mengharapkan pujian dan sanjungan manusia - muqoddimah kelima: dalam ucapan وإياك نستعين "Dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan", mengandung pengakuan hamba bahwaanya segala upaya, usaha, dan keberhasilan semata-mata karunia Allah, hamba hanya melakukab sebab, akan tetapi tdk memeliki peran sama sekali dalam keberhasilan. Bahkan usaha hamba itupun karunia Allah, kecerdasannya, tenaganya, kepiawaiannya, pengalamannya, semuanya karunia dari Allah. Jika demikian lantas apa yg hendak ia banggakan??. Maka terkauhkanlah sang hamba dari penyakit ujub Setelah lima muqoddimah ini lalu terbukalah hati sang hamba tatkala mengucapkan doa yg agung ini اهدنا الصراط المستقيم Seluruh muqoddimah ini menunjukan akan agungnya intu pembicaraan, jika setiap muqoddimahnya/pembukanya agung maka bagaimana lagi agung isi kandungan utamanya